Bolu Ketapang Hanif: Kelezatan Tradisional, Harga Terjangkau

Bolu Ketapang Hanif: Kelezatan Tradisional, Harga Terjangkau

Bolu Ketapang Hanif: Kelezatan Tradisional, Harga Terjangkau

Desa Sumbang, terletak di Kecamatan Sumbang, Jawa Tengah, terkenal dengan salah satu makanan khasnya yaitu Bolu Ketapang Hanif. Bolu tradisional ini bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga hasil kerja keras dan dedikasi satu orang penduduk lokal dalam memproduksi makanan lezat ini dengan harga yang sangat terjangkau. Setiap langkah produksi Bolu Ketapang Hanif dikerjakan oleh Mas Wanto, yang telah mengolah bolu berkualitas dengan sentuhan tradisional. Berikut ini adalah detail tentang produk Bolu Ketapang Hanif yang diproduksi secara mandiri di Desa Sumbang.

Proses Produksi dan Kualitas

Bolu Ketapang diproduksi dengan bahan-bahan berkualitas, meliputi tepung terigu, gula pasir, dan ovalite cair untuk memberikan tekstur dan rasa yang optimal. Setiap hari, proses produksi dimulai dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Dengan menggunakan oven kompor biasa, setiap adonan dapat diproses dalam waktu sekitar 5 menit. Target produksi harian adalah minimal 8 ember adonan, di mana satu kilo bahan bisa menghasilkan 22 bungkus kue, dengan masing-masing bungkus berisi 10 biji Bolu Ketapang.

Setelah dipanggang, kue dibungkus langsung dan dikemas dengan pres manual untuk memastikan kualitas dan kesegaran. Pengiriman dilakukan sehari setelah produksi untuk menjaga kue tetap segar. Dengan daya tahan yang mencapai lebih dari satu bulan, Bolu Ketapang Hanif tetap dapat dinikmati dalam jangka waktu lama.

Proses Produksi

Keunggulan Produk

Bolu Ketapang Hanif dari Desa Sumbang memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari produk lain. Pertama, harga kemasan hanya Rp.5.000 dari produsen, menjadikannya pilihan yang sangat terjangkau. Selain itu, rasa yang dihasilkan adalah hasil dari proses tradisional dan penggunaan bahan berkualitas, yang menciptakan citarasa unik dan autentik.

Pemasaran dan Distribusi

Pemasaran Bolu Ketapang Hanif difokuskan pada pasar lokal, dengan promosi dilakukan melalui media sosial seperti Facebook. Meskipun distribusi awalnya terbatas karena keterbatasan modal, saat ini produk dapat ditemukan di berbagai warung di sekitar desa. Penarikan dari warung dilakukan setiap 15 hingga 20 hari untuk memastikan pasokan yang stabil. Untuk saat ini, pemasaran ke luar daerah hanya dilakukan jika ada pesanan khusus.

Pengalaman Produksi dan Keberagaman Produk

Proses produksi Bolu Ketapang Hanif dikerjakan sendiri oleh Mas Wanto dengan peralatan sederhana namun efektif. Selain Bolu Ketapang, ada juga produk lain yang diambil dari Banyumas dan dikemas sendiri, meskipun produksi produk lainnya seperti Mino dan Nopia sempat berhenti sekitar tiga bulan lalu. Dalam proses produksinya, kebutuhan gas mencapai 4 tabung per hari, dengan setiap tabung habis dalam sehari.

Bolu Ketapang Hanif dari Desa Sumbang merupakan contoh kue tradisional yang tidak hanya menawarkan kelezatan dan kualitas, tetapi juga harga yang bersahabat. Dengan proses produksi yang efisien dan perhatian terhadap detail, kue ini menjadi pilihan ideal untuk camilan sehari-hari atau sebagai oleh-oleh khas dari Desa Sumbang.

 

Terima Pesanan Klik

 

Related Posts

Komentar